Masa jabatan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November 2021. Karena berdasarkan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, masa dinas keprajuritan untuk perwira paling tinggi memang hanya sampai usia 58 tahun.
Jika mengacu pada urut kacang, calon pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto seharusnya adalah dari matra Laut (AL). Namun saat ini, seperti pemberitaan di sejumlah media, ada dua kandidat yang disebut-sebut akan maju menjadi calon Panglima TNI. Diantaranya adalah KSAD Jenderal Andika Perkasa dari TNI AD dan Laksamana Yudo Margono yang saat ini menjadi Kepala Staf TNI AL.
Akan tetapi banyak yang bilang bahwa Jenderal Andika Perkasa memang menjadi calon paling kuat dan lebih diunggulkan karena banyaknya prestasi yang sudah diraih dibidang kemiliteran. Sebagai Jenderal dia juga sangat dekat dengan orang dalam pemerintahan Jokowi saat ini. Jenderal TNI Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D. (21 Desember 1964) merupakan seorang perwira tinggi TNI-AD yang menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak tanggal 22 November 2018.
Andika merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Ia juga merupakan menantu dari mantan Kepala Badan Intelijen Negara, A.M. Hendropriyono.
Sebagai salah satu Calon Panglima TNI yang paling pas di periode berikutnya, Jendral Andika Perkasa bisa saja kita unggulkan. Atau banyak anak buahnya dari Angkatan Darat yang ingin sekali beliau menjabat menjadi Panglima TNI periode berikutnya setelah Marsekal Hadi Tjahjanto. Akan tetapi kita tidak tahu siapa nantinya yang akan terpilih, karena pemilihan Panglima TNI sepenuhnya menjadi hak Prerogatif Presiden.
Walaupun pemilihan Panglima TNI akan sepenuhnya menjadi hak presiden, jika Jenderal Andika Perkasa terpilih tentu kita akan mempunyai seorang Panglima TNI yang mempunyai karir yang sangat bagus. Andika Perkasa, mengawali kariernya sebagai perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah (Kopassus) Grup 2 /Para Komando dan Satuan-81 /Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus selama 12 tahun, dan setelah penugasan di Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Mabes TNI-AD kembali bertugas di Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3/Sandhi Yudha.
Jenderal TNI Andika Perkasa mengenyam pendidikan tinggi Strata-1 (Sarjana Ekonomi) di dalam negeri dan meraih 3 gelar akademik Strata-2 (M.A., M.Sc., M.Phil) serta 1 gelar akademik Strata-3 (Ph.D) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat.
Jabatan sebelumnya sebagai perwira menengah (pamen) pada kepangkatan Kolonel (Inf.) adalah Sespri Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta, Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatra Utara. kemudian di promosi ke jabatan perwira tinggi (pati) dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI-AD (Kadispenad), Jakarta pada tanggal 25 November 2013 berdasarkan Keputusan Panglima TNI No. Kep/871/XI/2013 tanggal 8 November 2013.
Itulah sebagian besar karir yang membanggakan dari seorang Andika Perkasa, yang apabila terpilih menjadi Panglima TNI tentunya adalah sebuah kebanggan untuk para anggotanya dan juga masyarakat Indonesia.